Halaman

Minggu, 03 Februari 2013

Candi Muaro Jambi dalam Sejarah Dinasti Tang

 Kompleks situs candi kuno Muaro Jambi dikenal sebagai tempat pengajaran agama Buddha, sekitar seribu tahun lalu. Dalam sumber peninggalan tertulis, Dinasti Tang di Cina menyebutkan adanya perjalanan pendeta Buddha bernama I-Tsing pada 672 Masehi untuk memperdalam agama Buddha ke India.

Menurut Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Junus Satrio Atmodjo, dalam perjalanannya, I-Tsing singgah di Sriwijaya. Peristiwa singgahnya I-Tsing tergambar dari Prasasti Karangbrahi yang ditemukan di wilayah Jambi hulu. I-Tsing menceritakan perjalanannya dan menggambarkan keadaan sebuah kolam yang diyakini sama dengan peninggalan yang ditemukan di Muaro Jambi.

Pemimpin spiritual Tibet pernah menyatakan eratnya hubungan Indonesia dengan negerinya terkait dengan ajaran Buddha. Ia menyebutkan bahwa seorang guru besar India yang menimba ilmu ke Swanadwipa, kini bernama Sumatera, diundang ke Tibet untuk mengajarkan ilmunya.

Cagar budaya Muaro Jambi adalah daerah-daerah yang mencakup tujuh wilayah desa di Kabupaten Muaro Jambi. Ketujuh desa tersebut adalah Desa Dusun Baru, Desa Danau Lamo, Desa Muarajambi, Desa Kemingking Luar dan Desa Kemingking Dalam, Desa Teluk Jambu, dan Desa Dusun Mudo.

Di tempat ini terdapat kompleks candi peninggalan masa Hindu-Buddha yang dibangun pada abad VII-XIII Masehi. Kawasan tersebut memiliki luas 2.612 hektare. Candi-candi yang terdapat di wilayah itu adalah Candi Teluk I, Candi Teluk II, Candi Cina, Menapo Cina, Menapo Pelayangan, Menapo Mukti, dan Menapo Astano. Menapo adalah tumpukan batu yang sudah tertimbun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar